Seorang engineer penerbangan asal Ukraina bernama vladimir Tatarenko , punya ide merancang parasut pesawat . Dia mengklaim parasut pesawat dibuat untuk mencegah atau setidaknya meminimalkan dampak kecelakaan .
Dikutip dari Kyiv Post, Tatarenko mengatakan penemuannya dapat melakukan hal itu. Sistem tersebut menjamin pendaratan yang aman untuk seluruh kompartemen penumpang dan menyelamatkan nyawa semua orang.
Pesawat yang dirancangnya memiliki kapsul yang terdapat di dalam badan pesawat. Kapsul ini dapat dikeluarkan dalam hitungan detik dan mengevakuasi penumpang. Jika ada indikasi kecelakaan udara, buntut pesawat akan terbuka. Kemudian, muncul sebuah pelontar yang menembakkan parasut keluar dari pesawat dan menarik seluruh kompartemen penumpang sehingga terlepas dari badan pesawat. Dengan demikian, penumpang berada di dalam kapsul tersebut dan melayang menggunakan parasut.
Pada 2013, Tatarenko membuat visualisasi video tentang cara kerja penemuannya dan diposting di YouTube. Video tersebut tidak menarik minat banyak orang, hingga pada 31 Oktober 2015, saat terjadi tragedi pesawat Rusia jatuh di Mesir, video Tatarenko yang diposting ulang di Facebook ditonton lebih dari 18 juta orang dan dibagikan lebih dari 283 ribu kali.
“Bagaimana pilot dan co-pilot bisa selamat?,” tanya salah satu netizen yang mengomentari video tersebut. Tatarenko kemudian menjelaskan bahwa mereka pindah dari kokpit ke kompartemen penumpang sebelum kapsul dikeluarkan, bersama dengan kru lainnya.
Kelemahan utama dari penemuan ini adalah, rancangan tersebut hanya dapat digunakan dengan pesawat yang memiliki pintu belakang, seperti beberapa pesawat Antonov Ukraina. Sedangkan pesawat lain akan membutuhkan renovasi besar-besaran pada bagian ekornya untuk membenamkan sistem parasut pesawat.
Selain itu, dikatakan Tatarenko, pesawat juga harus mengurangi kapasitas kursi yang bisa menyebabkan kenaikan harga tiket pesawat komersil sebesar 15%. Namun menurutnya, kenaikan harga tiket bukanlah masalah.
“Orang akan bersedia membeli tiket untuk penerbangan yang aman, meskipun harganya 15% lebih mahal,” yakinnya.
Ditolak
Tatarenko sebenarnya sudah lama memiliki ide ini. Namun dia menunggu sampai idenya bisa menjadi lebih praktis melalui penemuan bahan komposit karbon ringan yang tidak akan terlalu meningkatkan bobot pesawat.
Demi mereduksi beban pesawat dengan kabin parasut, Tatarenko memperkenalkan bahan kevlar dan komposit karbon sebagai bahan baku sebagian besar badan pesawat rancangannya.
Tatarenko kemudian mendekati rekan-rekannya di perusahaan pesawat Antonov, tempat dia bekerja hingga Uni Soviet runtuh. Sebagai bagian dari tim yang ikut mengembangkan pesawat kargo terbesar di dunia Antonov An-225 Mriya pada 1988, Tatarenko tahu kalau Ukraina memiliki semua fasilitas dan staf profesional yang dibutuhkan untuk mewujudkan idenya.
Sayangnya, saat didekati Tatarenko, Antonov rupanya tak punya cukup uang untuk merealisasikan proyek ambisius tersebut. Menurut hitung-hitungan Tatarenko, dibutuhkan USD 1 juta untuk memproduksi satu kapsul. Anggaran sebesar USD 40-60 juta juga harus disiapkan untuk uji coba pemasangan kapsul di tiga pesawat jet Ukraina AN-148 keluaran Antonov.
Selain mendekati Antonov, Tatarenko juga mencoba mengirimkan proposal ide parasut pesawat itu ke Kementerian Transportasi Ukraina. Namun lagi-lagi, idenya harus ditolak dengan alasan keuangan.
Tatarenko mengatakan para investor dari Kanada, Brasil, AS, dan Rusia pernah menghubunginya dan menawarkan untuk membeli hak paten sistem tersebut. Tatarenko menolak penawaran tersebut karena ingin perusahaan pesawat Ukraina yang menerapkan temuannya. Dan hingga saat ini, belum ada investor Ukraina yang tertarik mendanai idenya tersebut.