Batam , bangsako.com – Bandara Internasional Hang Nadim Batam menyiapkan ruang tunggu khusus untuk melayani penerbangan jamaah haji embarkasi Batam yang akan mulai diberangkatkan akhir Juli 2017.
“Ruang tunggu khusus jamaah haji ada disisi kiri terminal keberangkatan lantai satu. Kami sediakan 500 kursi pada ruang tunggu tersebut,” kata General Manager Operasional Bandara Internasional Hang Nadim Batam Suwarso di Batam, Selasa.
Ia mengatakan, pada ruang tunggu tersebut juga disiapkan musala sehingga calon jamaah mudah jika ingin beribadah dahulu sambil menunggu jadwal penerbangan.
“Dengan kapasitas hingga 500 kursi cukup untuk menampung satu kloter calon jamaah haji. Dengan adanya mushala, jamaah tidak harus berpindah jauh jika ingin salat,” kata dia.
Suwarso mengatakanpada tahun ini sebanyak 27 kloter haji embarkasi Batam akan diterbangkan dengan Saudi Arabian Airlines pada malam dan dini hari.
“Tahun-tahun sebelumnya kebanyakan siang, namun untuk tahun ini jadwalnya semua malam dan dini hari sehingga tidak akan mengganggu jadwal penerbangan reguler di Hang Nadim,” kata dia.
Berdasarkan jadwal sementara, dia mengatakan, kloter pertama akan terbang dari Hang Nadim Batam pukul 20.00 WIB, dan kloter selanjutnya rata-rata terbang dini hari.
Dengan 27 kali penerbangan tersebut, dia menuturkan, total akan mengangkut lebih dari 11 ribu calon jamaah haji dari seluruh wilayah Provinsi Kepri, sebagian Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat.
“Tahun-tahun sebelumnya hanya sekitar 9.800 orang jamaah calon haji diterbangkan dari Hang Nadim Batam. Tahun ini meningkat cukup signifikan,” kata dia.
Mengingat sejumlah jamaah calon haji berasal dari daerah atau provinsi lain yang jaraknya jauh dari Batam, maka untuk bisa sampai ke Batam hanya bisa menggunakan transportasi udara.
“Biasanya memang udara. Karena kalau dari Jambi, Kalimantan Barat, Natuna, harus menggunakan kapal laut waktunya sangat lama. Takutnya akan berpengaruh pada kesewatan jemaah karena menempuh perjalanan lama,” kata Suwarso.
Bandara Internasional Hang Nadim Batam merupakan fasilitas milik BP Batam yang dikembangkan sejak periode 1980 saat Otorita Batam (kini BP Batam) dipimpin Presiden ketiga BJ Habibie.
(red/antara)