Jakarta – Pemilihan presiden atau Pilpres di Indonesia yang digelar setiap lima tahun sekali memiliki dampak yang signifikan terhadap industri pariwisata.
Apalagi, ketidakpastian politik, kurangnya promosi pariwisata, stabilitas keamanan, dan perubahan kebijakan pariwisata adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan.
“Bagi pemerintah dan pemangku kepentingan dalam industri pariwisata, penting untuk menjaga stabilitas dan memastikan bahwa pariwisata tetap menjadi prioritas, terlepas dari perubahan politik. Dengan demikian, Indonesia tetap menjadi tujuan wisata yang menarik dan berkelanjutan bagi wisatawan dari seluruh dunia,” kata Muhammad Rahmad mahasiswa S3 Pariwisata Institut Pariwisata Trisakti, Jakarta, Kamis 19 Oktober 2023.
Menurut Rahmad, setidaknya, ada empat dinamika politik dalam Pilpres yang akan memengaruhi industri pariwisata Indonesia.
Pertama, kata dia, Ketidakpastian Politik. Salah satu dampak utama dari Pilpres terhadap pariwisata Indonesia adalah terciptanya ketidakpastian politik.
“Ketika pemilihan presiden mendekati, ketegangan politik dan perdebatan antar kandidat seringkali memanas. Hal ini dapat menciptakan kekhawatiran dan ketidakpastian di kalangan investor dan pelaku bisnis pariwisata. Investasi dalam infrastruktur pariwisata, seperti hotel, restoran, dan atraksi wisata, mungkin menjadi terhambat karena ketidakpastian ini. Wisatawan juga mungkin menjadi kurang termotivasi untuk merencanakan kunjungan mereka jika situasi politik sangat tidak stabil,” jelasnya.
Kedua, lanjut Rahmad, Dampak pada Promosi Pariwisata.
Pariwisata Indonesia sangat bergantung pada promosi yang efektif. Dalam periode menjelang Pilpres, fokus pemerintah dan media seringkali beralih dari promosi pariwisata ke liputan politik. Hal ini dapat mengganggu upaya promosi pariwisata yang berkelanjutan dan mempengaruhi citra Indonesia sebagai tujuan wisata.
“Kurangnya perhatian terhadap promosi pariwisata dapat mengurangi jumlah wisatawan yang berkunjung, dan dampaknya akan dirasakan oleh seluruh industri pariwisata,” tambahnya.
Ketiga, menurut Rahmad, Stabilitas Keamanan. Stabilitas keamanan adalah faktor penting dalam menarik wisatawan ke suatu negara. Selama periode politik yang gonjang-ganjing, terdapat potensi untuk terjadinya ketegangan sosial atau konflik, yang dapat mengganggu stabilitas keamanan.
“Ini dapat membuat wisatawan merasa tidak aman atau ragu untuk berkunjung ke Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan bahwa keamanan dan stabilitas tetap terjaga selama periode Pilpres untuk menjaga kepercayaan wisatawan,” urainya.
Keempat, dijelaskan Rahmad adalah Kebijakan Pariwisata. Hasil Pilpres dan pergantian kepemimpinan dapat memengaruhi kebijakan pariwisata. Kebijakan baru atau perubahan dalam regulasi pariwisata dapat memiliki dampak signifikan pada industri ini.
Keberlanjutan pariwisata, masih menurutnya, perlindungan lingkungan, regulasi harga, dan banyak hal lainnya dapat berubah dengan adanya pemerintahan baru.
“Oleh karena itu, penting bagi pelaku industri pariwisata untuk memantau perkembangan politik dan beradaptasi dengan perubahan kebijakan yang mungkin terjadi,” demikian Muhammad Rahmad.
(Red/Tanto)